Peran Penting Litbang dan Content Enrinchment di Bisnis Penerbitan

Jakarta - Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini membawa bisnis penerbitan khususnya media cetak harus terus berinovasi dan berkembang secara kreatif. Masyarakat kini dapat membaca berita darimana pun, dimana pun dan kapan pun. Kecanggihan telepon genggam yang dipadukan dengan aplikasi penyedia berita membuat masyarakat dapat membaca informasi dengan praktis, tanpa perlu banyak tulisan namun langsung mengupas inti berita. Kondisi ini yang kemudian mengancam eksistensi dari surat kabar( media cetak), kesegaran waktu yang dinilai belum dapat mengalahkan media online serta penyajiannya yang penuh tulisan cenderung membuat masyarakat enggan membaca surat kabar. Disinilah peran Divisi Content Enrichment (Pengayaan Berita)  diperlukan dalam sebuah bisnis penerbitan seperti koran. Seperti yang dipaparkan oleh Desi dan Gurrit Adisuryo, Divisi  Content Enrichment  Media Indonesia, Selasa (22/8) dalam kelas Kapita Selekta B. 

Dalam pemaparannya, divisi Content Enrichment ada 4 :
1. Bahasa bertugas memperbaiki atau menyunting bahasa yang tidak formal, sulit dimengerti, dan yang tidak sesuai dengan gaya penulisan media yang berkaitan. Itu sebabnya gaya penulisan di Media Indonesia memiliki cirinya sendiri, karena peran dari tim bahasa.

2. Pengembangan bisnis  bertugas dalam berita advertorial yang mendatang uang untuk perusahaan misalnya berita advertorial BMW 

3. Litbang bertugas mengumpulkan data resmi dari lembaga yang terkait misalnya data pertumbuhan penduduk, data korban pesawat jatuh, dll.

4.  Pusdok  bertugas dalam mengentri naskah.

Berita tanpa data adalah gosip. Untuk membuat suatu berita yang terpercaya dibutuhkan data yang akurat. Data terdiri dari dua jenis:
1.  Data Primer adalah data yang diperoleh dari  observasi atau wawancara.
2.  Data Sekunder adalah data yang udah pasti (misalnya data dari BPS, BAPPENAS)

Untuk memperoleh data yang akurat, maka dibutuhkan tim Litbang. Jika  naskah  dan data yang akurat sudah diperoleh barulah suatu berita dapat diringkas lebih menarik dan mudah dipahami oleh tim artistik. Data tersebut akan diubah ke dalam bentuk gambar, tabel maupun grafik oleh tim artistik yang didampingi oleh tim litbang agar tidak terjadi kesalahan dalam menginput dapat. "Media Indonesia sendiri lebih sering menggunakan data dari luar negeri untuk eksplorasi (penelitian dari luar) namun data disesuaikan dengan kondisi dan situasi dalam negeri karena kepentingan aktualitas,"Jelas Desi.

Sebagai penutup sesi materi,  Gurrit menambahkan bahwa data sangatlah penting dalam suatu berita, maka dalam pencarian data perhatikanlah keakuratan,  kejelasan sumbernya, dan kebaruan data itu, serta data harus seimbang dengan naskah. (Jovita/915140023)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEDIA PLANNING

IKLAN DAN KEKERASAN SIMBOLIK